Monday, October 31, 2011
RIDHA
“ Tak ada pakasaan untuk (memasuki) agama (islam), sesungguhnya telah jelas jalasn yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Alloh, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Alloh Maha mendengar lagi Maha Mengetahui ” (Q.S. Al-Baqarah, 2: 256).
Maka, kalau ada sekelompok manusia jahil yang karena kebodohannya tidak dapat melihat cahaya islam, manusia yang di dalam hatinya tumbuh penyakit dan bersikap memusuhi islam, memusuhi diennullah, yang berkata bahwa kebenaran islam ditegakkan hanyalah dengan pedang. Lalu menyebarkan perkataan mereka dengan suara parau dan riuh rendah, maka jawabnya tidak diperoleh dengan memeras banyak pikiran. Jawabnya sudah tersedia, yaitu hujjah yang dating dari Alloh yang Maha Tahu akan munculnya manusia sejenis itu dapat ditemui. Jawabannya telah dipersiapkan Alloh, jawaban yang tuntas, teramg dan tak meragukan bagi hati yang bersih.
“ Tak ada paksaan dalam urusan dien ini “
Tak ada paksaan untuk beriman atau tidak kepada Alloh. Alloh tidak membutukan keimanan manusia, apalagi kaimanan kaum munafik yang hanya beriman sebatas kata-kata. Keimanan seluruh penduduk bumi atau kekafiran mereka seluruhnya tak berpengaruh sedikitpun bagi eksistensi Alloh yang Berdiri Sendiri. Alloh tidak memerlukan keimanan manusia dan bersyarat kepadanya.
Tak ada paksaan untuk memasuki islam. Tak ada paksaan untuk mengimani Alloh atau mengingkari-Nya karena keimanan dan memilih mengikuti jalan hidup ini hanyalah untuk kebaikan manusia itu sendiri, ubtuk keselamatan mereka. Tidak ada untung atau rugi bagi Alloh akan sikap manusia, sikap apapun yang mereka tampilkan.
“ Barang siapa yang ingin beriman, maka berimanlah. Dan barang siapa yang ingin kufur, maka kufurlah “ (Q.S. Al-Kahfi, 18:29).
Tak ada paksaan dalam urusan dien ini. Tak ada paksaan untuk menerima atau menolak yang haq karena telah jelas antara yang haq dan dengan yang bathil. Telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan yang salah. Kejelasan ini adalah jelas bagi hati manusia, baik mereka akui atau mereka sembunyikan. Kebenaran adalah benar meski dinyatakan atau tidak, karena kebenara dapat menyatakan diri sendiri. Kebenaran tetap benar adanya meski sejuta orang menolaknya dan hanya satu orang ynag menerima. Kebenaran adalah benar tidak memandang didukung oleh minoritas atau mayoritas. Tidak berpengaruh kepada jumlah manusia yang menyuarakannya karena kebenaran adalah kebenaran. Sesuatu yang secara fitrah dimiliki manusia. Sesuatu yang memang telah ada sejak manusia pertama kali tercipta, dank arena manusia adalah makhluk hanif yang sejak semula beriman kepada Alloh.
“ Dan ingatlah tatkala Robb-mu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Alloh mengambil persaksian terhadap jiwa mereka, ‘Bukankah Aku ini Robb-mu?’, mereka menjawab, ‘ya, kami bersaksi’ “ (Q.S. Al-‘Araf, 7:172).
Tak ada paksaan dalam urusan dien ini karena telah jelas kebenaran jalan hidup ini. Dan kebenaran itu akan membawa kebaikan bagi manusia. Sama sekali tak ada paksaan yang ada hanya kerelaan, suka hati dan penerimaan dengan perasaan senang, suatu keridhaan. Sambutan semarak atas ajakan yang menyelamatan. Sambutan hangat atas anugerah kebaikan. Inilah islam, dien yang mengagumkan.
Ridha, hanya ini warna tunggal penerimaan seorang muslim atas nikmat iman dan islam. Suatu perasaan yang bersumber pada rasa syukur dan menggumpal dalam bahagia. Ridha karena Alloh hanyalah meridhai dien ini dank arena telah diridhai-Nya pula dien ini untuk ditapaki kita, umat pilihan.
“ Alloh ridha terhapa mereka dan merekapun ridha terhadap-Nya. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang-orang yang takut kepada tuhannya “ (Q.S. Al-Bayyinah, 98:8).
Inilah sikap seorang muslim haqqa, menerima dengan ridha apa yang telah diridhai Tuhannya. Sikap seorang muslim yang berakhlak mulia.
HAQ FITRI MANUSIA
Hak-hak fitrah manusia sebagaimana dirumuskan para fuqoha meliputi lima hal, yaitu:
1.Dien
2.Jiwa
3.Akal
4.Harga diri
5.Cinta
Secara fitri, manusia seperti juga makhluk-makhluk Alloh lainnya adalah dalam keadaan Islam, tunduk patuh pada aturan Khalik Rabbul’alamin. Jiwa yang bersih dan suci manusia berhak akan dienullah. Jiwa yang bersih dan suci condong pada kebenaran, hanif. Karenanya petunjuk tentang kebenaran, jalan yang lurus merupakan hak fitri manusia. Dalam jalan ini saja manusia akan sampai pada tujuannya (ridha Alloh). Karena tidaklah diciptakan manusia kecuali untuk menjadi hamba Alloh di bumi. Menjadi khlaifah, membesarkan dan menegakkan kalimat Alloh di bumi untuk beribadah. Hanya dalam jalan ini saja manusia akan dapat memainkan peran sebagaimana yang telah digariskan olah Khaliknya, Rabb manusia. Hanya dalam jalan ini saja manusia akan selamat dan mendapat kemenangan. Karenanya, manusia mempunyai hak akan jalan ini, dien ini, dan hak ini datang dari Penciptanya.
Tanpa dien, manusia akan kacau, tak terarah dan akan jatuh pada tingkat se-kualitas hewan. Tanpa dien, manusia akan saling menghambakan diri, saling meguasai. Karenanya, dien adalah hak fitri yang mesti ditegakkan dalam diri manusia, baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk social. Dan pembangunan tidak lain dari upaya menyiapkan apa-apa yang mesti disiapkan untuk menegakkan dienullah dalam kalbu manusia, untuk memberikan hak fitri manusia akan dien. Lengkapnya, pembangunan adalah proses menegakkan, menyuburkan, memelihara, dan mempertahankan dienullah, fitrah utama manusia dalam gelora kalbu insan.
Secara fitri, manusia berhak akan jiwa. Karenanya sangat besar dosa seorang muslim yang menumpahkan darah saudaranya. Tanpa jiwa, manusia tidak lagi berwujud manusia. Untuk memenuhi hak sekaligus kewajiban menjadi khalifah di bumi. Agar dapat mengabdi kepada Rabb untuk menegakkan risalah islam dalam dada manusia serta melaksanakan tindakan lain sebagai makhluk Alloh. Maka secara fitri, jiwa atau ruh adalah prasyarat dan hak bagi manusia. Jiwa demikian berharga bagi manusia dan menempati berharga ketimbang hidup dalam kekafiran tanpa dien. Dengan demikian, maka pembangunan mestilah memelihara, melindungi, dan mempertahankan agar jiwa ini tetap pekat dengan dienullah.
Secara fitri, manusia berhak akan akal. Tanpa akal, manusia tak akan lebih baik dari robot. Untuk dapat mengatasi berbagai persoalan sehubungan dengan pengabdian kepada Alloh, sehubungan dengan penegakan kalimah tauhid, dalam rangka pengibaran bendera Alloh di bumi, maka akal adalah alat, hak dan karunia Alloh yang besar bagi manusia. Dienullah sendiri adalah perintah dan petunjuk bagi manusia yang berakal. Hanya manusia yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran dari penciptaan langit dan bumi. Hanya orang –orang yang berakal saja yang akan mengetahui bahwa Islam adalah jalan hidup yang benar dan membawa keselamatan, sementara ajaran lain akan membawa penyesalan. Karenanya Islam menentang perusakan akal melalui alcohol dan narkotika. Islam pun menentang pendewaan akal, rasionalisme yang melecehkan dienullah. Islam pun menentang perusakan akal dalam makna intelektual, melalui pengembangan konsep-konsep yang bertentangan dan menentang dienullah.
Dengan demikian, pembangunan mestilah memelihara, melindungi, dan mempertahankan akal manusia sehingga kualitas ibadah/penghambaan dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Pembangunan mestilah memberikan ilmu yang haq (al-qur’an) pada akal, dan hanya mengisi akal dengan ilmu yang shahih. Pembangunan mesti mengisi, melatih, dan memelihara akal manusia agar hasilnya adalah fikrah yang Islami. Pikiran yang membela Islam, membesarkan Islam bukan sebaliknya. Pembangunan yang demikian akan menangkal rembesan konsep-konsep thagut masuk ke dalam jiwa manusia muslim. Maka akal manusia akan optimal dalam pengabdian dan perjuangan di jalan Rabbnya.
Manusia secara fitri berhak akan keturunan yang baik. Keturunan yang shaleh akan membawa izzah (kebanggaan), harga diri. Karenanya pembangunan mestilah melindungi dan memelihara keturunan manusia sehingga regenerasi dapat berjalan dalam kebaikan atau malah meningkat. Pembangunan mesti menembus dimensi waktu, dan memperhatikan masa depan manusia melalui keturunannya. Karena melalui penerusan pada keturunan, dienullah dapat bersambung dan terpelihara. Bila tidak, maka Islam hanya akan jaya dalam satu periode saja, dienullah hanya berperan dalam satu masa saja, padahal Islam menembus dimensi waktu. Dan penghambaan kepada Rabb tidak berhenti sampai waktu yang ditetapkan oleh Rabb saja.
Seperti juga hak akan akal, manusia pun secara fitri berhak akan cinta; cinta kepada anak, istri, persaudaraan, materi. Alloh menumbuhkan rasa cinta ini dalam jiwa manusia. Melalui rasa cinta, setiap hubungan dapat berjalan dengan harmonis dan mesra, kewajiban pun dengan ringan dapat dilaksanakan. Cinta akan Alloh dan cinta akan jihad fii sabilillah sudah pasti tentu melandasi rasa cinta manusia. Dengan demikian, maka pembangunan pada hakikatnya adalah memelihara, memupuk, dan membentengi cinta dalam kalbu pelaksanaan tugas-tugas penghambaan kepada Alloh. Sehingg rasa cinta ini menempati posisi yang tepat.
Sampai di sini terlihat betapa Islam berbeda dalam menanggapi isu pembangunan. Karena Islam mempunyai konsep tersendiri, yakni pembangunan manusia, penegakkan fitrah manusiawi. Dengan demikian parameter untuk menilai keberhasilan pembangunan dalam Islam pun akan berbeda. Masalahnya adalah bagaimana mewujudkan semua ini. Kalau barat melirik Islam, kita tidak perlu percaya bahwa mereka akan menjadikan Islam sebagai konteks apalagi berbangga diri. Karena jelas Islam menganjurkan curiga dan berburuk sangka terhadap kaum yang kafir, Alloh Maha Tahu rahasia hati mereka. Penegakan Islam di bumi tidak mungkin diserahkan kepada Barat, tapi pada diri kita sendiri, pada umat sendiri. Selama kita masih mengambil konsep-konsep yang bukan khas diri, di luar jati diri, apalagi dengan hanya menjadikan Islam sebagai etika untuk kepentingan pembangunan umat, maka pembangunan itu hanyalah akan menjauhkan umat dari tujuannya: mencari ridha Alloh. Bukan hanya membawa keselamatan, namun membawa kemudharatan. Pembangunan bagi Islam hanyalah pembangunan manusia, pembangunan umat menegakkan khalifah Alloh di bumi. Menegakkan fitrah manusia dengan cara yang dicontohkan tauhid uswah, Rasululloh Muhammad SAW.
PEMBAHASAN : H.O.S COKROAMINOTO
A. Biografi
H.O.S Cokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara. Ayahnya bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo.
H.O.S Cokroaminoto, dilahirkan didesa Bakur, daerah Madiun pada tanggal, 20 Mei 1883. Tepat pada waktu Gunung Krakatau meletus. Tamat sekolah rendah ia meneruskan pelajarannya ke OSVIA Magelang, tamat pada tahun 1902 dan menjadi juru tulis sampai 1095. Antara tahun 1907 – 1910 bekerja pada Firma Coy & CO di Surabaya, disamping meneruskan pada Burgelijek Avondschool bagian mesin. Bekerja sebagai masinis pembantu, kemudian ditempatkan dibagian kimia pada pabrik gula di kota tersebut (1911–1912).
H.O.S Cokroaminoto buyutnya adalah seorang ulama terkenal di Ponorogo dan memiliki pesantren di daerah tegalsari, Beliau terlahir di keluarga priyayi yang religius, beliau sejak kecil diasuh dalam keluarga yang mendapatkan pendidikan Islam, dan menempuh pendidikan dasarnya di belanda. Setelah 5 tahun menempuh pendidikan kepegawaian, beliau menjadi juru tulis di kepatihan ngawi, dan iini hanya bertahan 3 tahun (1902-1905) karena dia merasa tidak cocok dengan pekerjaan pegawai negeri yang terus menerus harus merendah di hadapan orang belanda. Kemudian pergi ke Surabaya dan bekerja di salah satu perusahaan swasta yang bernama firma COY dan CO.selain bekerja beliau juga ikut kursus permesinan di malam hari dan setelah tamat dari kursus ini beliau pindah kerja jadi juru mesin dan kemudian tahun 1907-1912 menjadi ahli kimia di pabrik gula Rogojambi surabaya.
Sebagai seorang anak priyai, beliau dijodohkan oleh orang tuanya dengan soeharsiken, putri seorang patih wakil bupati Ponorogo yang bernama mangoensoemo. Di rumahnya bersama istrinya beliau menerima kos kosan yang dikelola oleh istrinya dan salah satu anak kosnya adalah soekarno.
B. Perjuangan
Tepat hari ini lebih dari dua abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1882, Haji Oemar Said Cokroaminoto lahir sebagai bakal tokoh pergerakan yang pada akhirnya dikenal sebagai pendiri Sarikat Islam, sebuah organisasi pergerakan yang berteguh prinsip pada kebangsaan dan agama. HOS Cokroaminoto sohor dengan kata mutiaranya yang sangat menginspirasi, “Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat.”
Kalimat mutiara singkat itu pulalah yang berubah menjadi obat jiwa pergerakan pemuda saat itu, tidak terkecuali tiga murid beliau yang saling berbeda aliran dan akhirnya menjadi legenda pergerakan nasional: Soekarno yang nasionalis, Semaun yang Sosialis/komunis, dan Kartosoewirjo yang agamis.
Kata mutiara itu menggambarkan suasana perjuangan Indonesia yang saat itu membutuhkan tiga jiwa dan kemampuan pada diri seseorang untuk mempertahankan dan membangun negaranya Indonesia.
HOS Cokroaminoto tergabung pada SI pada bulan mei 1912 atas ajakan dari H. Samanhudi untuk memperkuat organisasi tersebut nama HOS Cokroaminoto terkenal setelah dia sukses menyelenggarakan kongres SI pertama di surabaya pada tgl 26 januari 1913. Dalam sebuah pertemuan di Yogyakarta pada tgl 18 Februari 1914, SI membentuk suatu pengurus pusat di mana HOS Cokroaminoto duduk sebagai ketua dan H. Samanhudi sebagai ketua kehormatan. Mulai tahun 1916, partai ini sudah menggunakan istilah nasional dalam kongres-kongres yang diadakannya. Beliau segera mengembangkan SI sebagai sebuah gerakan politik terbesar di Indonesia dengan menegakkan cita-cita nasionalisme dan Islam sebagai sebuah ajaran dasar pemikiran.
Pada kongres nasional pertama tahun 1916 di bandung, SI telah berani mengajukan tuntutan Indoneia merdeka yang merupakan inti aspirasi masyarakat Indonesia. Dalam kongres tersebut beliau berkata bahwa bangsa Indonesia mempunyai hak untuk berpastisipasi dalam hal politik. Beliau juga menuntut agar bangsa Indonesia juga ikut andil dalam memutuskan berbagai undang-undang dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Selanjutnya pada kongres kedua tahun 1917 SI menyampaikan tuntutan untuk peningkatan pertanian, peningkatan subsisidi, dan perluasan hak pilih warga Indonesia. Kongres tersebut juga memutuskan bahwa SI akan duduk dalam Volkstraad (dewan rakyat)dengan tujuan akan terus berusaha untuk memperjuangkan mengubah Volkstraad menjadi parlemen sejati.
Pada tanggal 18 mei 1918 cokroaminoto dan Moeis duduk sebagai dewan mewakili SI. Mereka menempatkan dirinya oposisi. Sepak terjang Cokroaminoto dan Moeis menyebabkan pemerintahan belanda menjadi gerah. Ketika terjadi beerbagai pemberontakan di tanah air kedua tokoh tersebut kemudian oleh pemerintah dianggap terlibat. Pada tahun 1920, Cokroaminoto dipenjarakan selama 8 bulan dan saat itu pula SI sebagai gerakan nasional mulai melemah.
C. Pemikiran
a. Pemikiran keagamaan
seperti halnya ahmad hasan dann para pembaharu lainya, cokroaminoto sangat menekan pentingya pemahaman tauhid secara benar. Keperibadian yang tangguh, bebas dan dari rasa takut dan sedih akan diperoleh umat islam jika berpegang pada tauhid yang benar. Selain itu, beliau juga menganjurkan agar umat islam tidak hanya berdebat dalam permasalahan furuq (cabag) saja, tetapi harus berkiprah dalam persoalan yanng lebih besar yang sedang di hadappi umat islam.
Menurutnya, sebegai agama yang rasional, modern dan memiliki landasan tauhid yang benar, maka penguasaan atas ilmu pengetahuan harus digalakan, disamping menanamkan rasa keislaman yang mendalam dan memberikan penghargaan terhadap tanda-tanda kebesaran tradisi islam.
b. Pemikiran politik
dalam bidang politik, cokroaminoto mempunyai pemikiran tentang negara demokrasi melalui perwakilan parlemen untuk memilih orang-orang yang memegang kekuasaan yang bebas dari penjajahan.
Agama islam merupakan alat yang tepat untuk membangun persatuan dan rasa nasionalisme di indonesia. Adapun Visi politik cokroaminoto adalah membentuk sosalialisme islam di mana bangunan ekonomi, sosialistik menjadi dasar kebijakannya tanpa ada monopoli, riba, dan eksploitasi. Beliau mencita-citakan bangunan masyarakat yang berdasarkan persaudaraan, kemerdekaan dan persamaan namun tetap relijius dan cinta tanah air.
Pemikiran cokrominoto bisa kita temukan yaitu;
a. Islam dan sosialisme
b. Tarih agama Islam riwayat dan pemandangan atas kehidupan dan perjalana Muhammad SAW
c. Program asas dan progran tandimpartai serikat islam indponesia
d. Reglement umum bagi umat Islam Indonesia
Subscribe to:
Posts (Atom)